Memperhatikan
beberapa taman di sudut atau tepi jalan di kota Bandung, saya jadi
gemas sendiri, banyak yang tidak atau kurang terawat dengan
baik. Tumbuhan gulma seperti alang-alang dan rumput banyak yang sudah
tinggi dan rimbun, menyaingi tanaman yang memang ditanam di taman
tersebut. Siapa yang seharusnya merawat taman-taman tersebut ? Tentunya
Dinas Pertamanan kota Bandung, tepatnya Dinas Pertamanan dan Pemakaman.
Di Bandung urusan pemakaman juga menadi bagian dari kerja Dinas ini,
barangkali karena pengaruh penggunaan istilah TMP: Taman Makam
Pahlawan yang menggunakan istilah “taman” untuk “pemakaman”.
Sekitar tahun 2003 kalau tidak salah, saya pernah berkunjung ke
kantor Dinas tersebut dan bertemu dengan pak Kepala Dinasnya, saat itu
pak Kepala Dinasnya pak Taufik Rahman, namanya sama dengan nama saya,
tapi sekarang kalau tidak salah pejabatnya sudah diganti. Melalui LSM
Lingkungan Hidup GreenLife Society yang saya komandani, kami juga pernah
mengundang beliau untuk bicara dalam workshop tentang pengelolaan
lingkungan di kota. Salah satu pernyataan beliau adalah bahwa Dinas
Pertamanan dan pemakaman memiliki SDM, armada dan dana yang sangat
terbatas untuk menangani pertamanan di kota Bandung. Beliau juga
mengatakan bahwa aksi menanam pohon atau membuat taman oleh penduduk
baik-baik saja, tetapi siapa yang nanti akan merawatnya ? Ungkapan
beliau tersebut saya artikan bahwa Dinas jangan diserahi pekerjaan baru
memelihara pohon atau taman yang lain karena yang sudah ada saja sudah
kewalahan menanganinya. Jika memang demikian faktanya, saya sampaikan
pada beliau agar sebaiknya Dinas meng-encourage masyarakat, LSM atau
ormas untuk terlibat aktif dalam pemeliharaan taman di kota Bandung.
Beberapa taman memang tampaknya sudah ditulisi plank bahwa “Taman ini
dipelihara oleh oraganisasi ini dan itu”, bahkan ada yang daftar
organisasinya cukup panjang terpampang di papan pengumuman yang ada di
taman tersebut.
Memelihara taman artinya setiap hari ada yang menyirami tanaman di
taman tersebut, kemudian secara periodik, misal sepekan sekali, memberi
tambahan tanah atau kompos, memberi pupuk, menyiangi gulma yang tumbuh,
memangkas ranting-ranting yang mengganggu… dst. Untuk melakukan
pekerjaan seperti ini sebetulnya bisa merekrut volunter, baik individual
atau organisasi (LSM), atau memberi pekerjaan bagi para peminta-minta
atau pengamen, ketimbang mereka mencari uang dengan cara seperti itu
lebih baik membantu pemda dan masyarakat dalam memelihara taman kota dan
mendapat imbalan. Dalam hal ini Dinas Pertamanan dan Pemakaman perlu
bekerjasama tentu dengan Dinas Sosial.
http://taufikurahman.wordpress.com/2008/05/13/memelihara-taman-kota/
Jumat, 02 Mei 2014
standar taman kota dan contoh
STANDAR TAMAN KOTA MASA KINI Kebutuhan taman kota pada hakekatnya sulit diperhitungkan dengan nilai ekonomi, karena taman kota memiliki nilai lebih yang bersifat ekologis, social, dan kemanusiaan. Nilai terhadap rasa keindahan dan rasa kepuasan batin bagi pengunjung taman sulit untuk diukur secara matematik, termasuk juga di dalamnya aspek psikologis yang tidak mungkin diuraikan dengan menggunakan standar materi. Pada umumnya standar luasan taman dalam kota bervariasi tergantung dari kondisi kota itu sendiri. Besaran taman kota secara fisik sangat dipengaruhi oleh topografi, luasan area kota, jumlah penduduk, kebiasaan social masyarakat dan kebijakan pemerintah setempat.
Di Indonesia standarisasi taman kota juga belum disusun secara terperinci. Standar yang disusun oleh Dinas Jenderal Cipta Karya hanya menyangkut standarisasi ruang terbuka dalam lingkungan perumahan. Menurut Dinas Jenderal Cipta Karya lingkungan perumahan dibagi atas 3 skala lingkungan yang terdiri atas :
- Lingkungan tempat bermain (20-50 keluarga atau 100-200 penduduk), luas ruangan terbuka untuk tempat bermain adalah 200 m2.
- Lingkungan taman kanak-kanak (160-200 keluarga atau 800-1000 penduduk), luas ruang terbuka untuk tempat bermain adalah 800 m2.
- Lingkungan sekolah dasar (600-1000 keluarga atau 3000-6000 penduduk), ruang terbuka untuk tempat bermain adalah 11.400 m2.
Dalam pemenuhan standar taman kota dapat dilihat dari unsur-unsur sebagai berikut :
- Material Landscape atau Vegetasi
- Pohon : Tanaman kayu keras dan tumbuh tegak, berukuran besar dengan percabangan yang kokoh. Yang termasuk dalam jenis pohon ini adalah asam kranji, lamtorogung, akasia, dan lainnya.
- Perdu : Jenis tanaman seperti pohon terapi berukuran kecil, batang cukup berkayu tetapi kurang tegak dan kurang kokoh. Yang termasuk dalam jenis perdu adalah bougenvillle, kol banda, kembang sepatu, dan lainnya.
- Semak : Tanaman yang agak kecil dan rendah, tumbuhnya melebar atau merambat. Yang termasuk dalam jenis semak adalah teh-tehan, dan lainnya.
- Tanaman penutup tanah : Tanaman yang lebih tinggi rumputnya, berdaun dan berbunga indah. Yang termasuk dalam jenis ini adalah krokot, nanas hias dan lainnya.
- Rumput : Jenis tanaman pengalas, merupakan tanaman yang persisi berada diatas tanah. Yang termasuk dalam jenis ini adalah rumput jepang, rumput gajah, dan lainnya.
Yang termasuk dalam material pendukung adalah :
- Kolam : Kolam dibuat dalam rangka menunjang fungsi gedung atau merupakan bagian taman yang memiliki estetika sendiri. Kolam sering dipadukan dengan batuan tebing dengan permainan air yang menambah kesan dinamis. Kolam akan tampil hidup bila ada permainan air didalamnya. Taman dengan kolam akan mampu meningkatan kelembaban lingkungan sehingga dapat berfungsi sebagai penyejuk lingkungan.
- Batuan : Batuan tidak baik bila diletakkan di tengah taman, sebaiknya diletakkan agak menepi atau pada salah satu sudut taman. Sebagian batu yang terpendam di dalam tanah akan memberi kesan alami dan terlihat menyatu dengan taman akan terlihat lebih indah bila ada penambahan koloni taman pada sela-sela batuan.
- Gazebo: bangunan peneduh atau rumah kecil di taman yang berfungsi sebagai tempat beristirahat menikmati taman. Sedangkan bangku taman adalah bangku panjang yang disatukan dengan tempat duduknya dan ditempatkan digazebo atau tempat-tempat teduh untuk beristirahat sambil menikmati taman. Bahan pembuatan gazebo atau bangku taman tidak perlu berkesan mewah tetapi lebih ditekankan pada nilai keindahan, kenyamanan dalam suasana santai, akrab, dan tidak resmi. Gazebo atau bangku taman bisa terbuat dari kayu, bambu, besi atau bahan lain yang lebih kuat dan tahan terhadap kondisi taman. Atapnya dapat bermacam-macam, mulai dari genting, ijuk, alang-alang dan bahan lain yang berkesan tahan sederhana.
- Jalan Setapak (Stepping Stone) : Jalan setapak atau steppig stone dibuat agar dalam pemeliharaan taman tidak merusak rumput dan tanaman, selain itu jalan setapak berfungsi sebagai unsur variasi elemen penunjang taman.
- Perkerasan : Perkerasan pada taman dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam bahan, seperti tegel, paving, aspal, batu bata, dan bahan lainnya. Tujuan perkerasan adalah untuk para pejalan kaki (pedestrian) atau sebagai pembatas.
- Lampu Taman : Lampu taman merupakan elemen utama sebuah taman dan dipergunakan untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu berfungsi sebagai penerang taman dan sebagai nilai eksentrik pada taman.
- Kesatuan dan keteraturan : adanya kesatuan dalam ide maupun dalam ekspresi fisik. Dimana semua unsur harus mempunyai hubungan satu dengan lain secara harmonis.
- Skala : terdapat beberapa macam skala taman kota yakni skala ruang intim, skala ruang menumental, dan skala ruang kota.
- Daya tarik : taman memiliki kesan mengundang secara permanen ke seluruh arah.
Contoh Studi Kasus Penerapan Taman Kota di Malang
Salah satu contoh taman kota di Malang adalah di Alun – Alun kota Malang


v Desain taman di Alun – Alun kota Malang
Desain alun-alun kota malang ini sangat dipengaruhi oleh budaya tradisional dan budaya bangsa belanda, hal ini dikarenakan pada masa pembentukan alun-alun sangat dipengaruhi oleh campur tangan dan pemikiran bangsa belanda. Hal ini berdasarkan pada data-data dokumenter yang terkait proses pembentukan alun-alun kota malang, misalnya tentang konsep pembentukan ruang terbuka di alun-alun yang diadopsi dari konsep di Eropa. Desain alun-alun kota malang terdapat kolam di tengah-tengah alun-alun tersebut, dimana perancangan kolam tersebut dirancang dengan kurang memperhatikan aktivitas-perilaku pengguna, sehingga penutup tanahnya di buat dengan bahan yang memberikan efek panas (pola-pola semacam paving), apalagi di sekitarnya tanpa ada naungan pohon-pohon. Selain itu para pengunjung juga ketika menikmati kolam sangat terganggu oleh adanya pagar disekitar kolam. Selain itu juga di bangun tempat-tempat duduk untuk para pengunjung agar bisa duduk lantai di alun-alun.
Unsure-unsur fisik yang ada di alun-alun kota malang antara lain, meliputi ;
- Di sekeliling kolam terdapat tempat duduk yang dibuat seperti teater terbuka : Ditempat ini dijadikan sebagai tempat anak-anak menonton atraksi topeng monyet.

- Sisi timur area parkir alun-alun kota malang yang beraspal : Pada sisi ini biasanya digunakan oleh para pedagang kaki lima untuk berjualan.
- Lantai paving dengan teduhan pohon beringin : Tempat ini biasanya juga di gunakan oleh para kaki lima untuk berjualan
- Pedestrian berpaving : Area ini dinikmati sebagai tempat olahraga badminton dan jalan setapak
- Taman berumput : Area ini dapat dijadikan sebagai tempat yang nyaman untuk berpiknik.
v Lingkungan sekitar
Di sekitar alun-alun kota malang terdapat berbagai macam bangunan-bangunan baik itu bangunan lama atu bangunan baru. Bangunan lama di sekitar alun-alun malang adalah gereja dan masjid jami`, sedangkan bangunan modernnya adalah mall – mall di sekitar alun-alun kota malang. Selain itu juga di sekitar alun-alun kota malang ini juga terdapat banyak PKL (Pedagang Kaki Lima) yang berjualan macam-macam makanan. Selain itu lingkungan sekitar alun-alun kota malang juga di kelilingi oleh pohon-pohon beringin yang member nuansa sejuk di daerah sekitar parkiran dan tempat para PKL berjualan. Perkembangan pembangunan pun membuat banyak perubahan lingkungan dan bangunan di sekitar alun alun, Bangunan yang masih dipertahankan seperti Bank Indonesia, gedung arsip sebelah kantor pos, bus surat, Hotel Pelangi dan Gereja Immanuel, bangunan di empat sudut alun-alun yang dulu merupakan pos jaga pamong praja masa kolonial, sekarang menjadi kios buku dan makanan. Gedung pertemuan Concordia juga telah menjelma menjadi pertokoan Sarinah dengan arsitektur modern
v Aktivitas pengunjung (pagi-siang-malam)
Aktivitas
- Pagi hari
- Lokasi : Lantai paving sebelah barat,sekitarnya berpohon beringin. Anak-anak dan remaja bermain bola. Sebagian menonton di pinggir. Permainan ini terdiri atas beberapa kelompok.
- Lokasi : Sekeliling kolam dengan tempat duduk seperti teater terbuka, Atraksi topeng monyet, anak-anak menonton dan sesekali memberi uang di kaleng topeng monyet.
- Lokasi : Sisi timur arah entrance, paving berpola,dengan teduhan kanopi pohon beringin sisi timur Anak-anak dan dewasa bersepeda, serta muda-mudi yang sedang pacaran.
- Lokasi : Sisi timur area parkir beraspal, dengan teduhan kanopi pohon beringin sisi timur. Kaki lima berjualan dengan menggunakan motor, temporer, pembeli merupakan pengunjung alun-alun.
- Lokasi : alun-alun bagian depan dan masjid jami’. Khusus pada hari jum’at digunakan sebagai tempat sholat jum’at dan tempat parkir.
- Siang hari
- Lokasi : Taman Berumput jepang, di sekitar pohon-pohon. Aktivitas duduk di atas hamparan rumput nan hijau.
- Lokasi : Paving grassblock dengan elemen atap berupa teduhan dari kanopi pohon beringin. Aktivitas kelompok pemerhati anak jalanan, kegiatan sosial dengan jadwal cukup teratur seminggu dua kali untuk memberikan kegiatan-kegiatan menggambar,menulis atau bercerita.Mereka duduk di hamparan tikar.
- Aktivitas dalam mencari pendapatan yang dilakukan oleh para pengamen, para pengamen ini mulai datang di sekitar alun- alun.
- Malam hari
- Pada malam hari banyak dipakai untuk para PKL untuk tetap menjual barang dagangannya, serta para pengamen yang selalu berkeliling di sekitar alun-alun.
- Pada malam hari alun-alun juga sering digunakan oleh para muda-mudi untuk berpacaran.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0116/df2fe2e0.dir/doc.pdf
http://Bandung%20Zaman%20Belanda%20%C2%AB%20Klipingcliping%27s%20Blog_files/wordpress.js(by Irma Aprilia Ramadhani/0810443016)
contoh taman kota di indonesia
Taman Kota di Bandung, Menelusuri Sejarah Panjang Paru-Paru Kota Kembang
Tahukah
Anda, Kota Bandung memiliki lebih dari 600 taman kota? Bahkan jika Anda
pernah berkunjung ke Bandung sekalipun, Anda mungkin tidak terlalu
memperhatikan begitu banyaknya lahan terbuka hijau di kota ini. Hal ini
menjadikan Kota Bandung memiliki banyak ruang publik, tempat masyarakat
dapat bebas mengaktualisasikan diri. Disamping berfungsi sebagai paru-paru kota, taman kota juga cocok menjadi tempat membangun keakraban bersama sahabat, tempat alternatif untuk berwisata keluarga atau tempat untuk sekedar bersantai melepaskan kepenatan di akhir pekan.
Kota berjuluk kota Kembang ini ternyata memang memiliki sejarah yang amat panjang dalam hal perkembangan tata kota yang ramah lingkungan. Sebut saja Ijzerman Park (Taman Ganesha), Pieters Park (sekarang Taman Merdeka atau Taman Dewi Sartika), Molukken Park (Taman Maluku) dan Insulinde Park (Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani) sebagai contoh diantara sekian banyak taman kota yang pernah ada pada masa itu.
Meskipun banyak diantara taman kota peninggalan Belanda yang telah hilang atau beralih fungsi, namun muncul pula taman-taman kota baru yang muncul atas inisiatif pemerintah maupun masyarakat. Tercatat dari semua taman kota di Bandung, ada sekitar 240 taman yang secara resmi dikelola dan dipelihara pemerintah, sedangkan sisanya dikelola secara swadaya oleh masyarakat.
Perkembangan taman kota di Bandung, menurut sejarahnya banyak dipengaruhi konsep kota taman (Tuinstad) dari eropa, terutama Perancis. Sejak era Hindia Belanda, Bandung yang juga memiliki julukan 'Paris van Java' memang banyak mengadaptasi konsep taman kota di Eropa masa itu. Fungsi artistik dari Taman Kota lebih menonjol daripada fungsinya sebagai ruang publik tempat warga kota berinteraksi dengan alam. Salah satunya adalah Ijzerman Park (Taman Ganesha) yang serambi bagian atasnya kala itu menjadi tempat yang tepat untuk melihat pemandangan indah cekungan Bandung.
Namun demikian, dalam perkembangannya ciri khas sebagai taman di negara tropis lebih ditonjolkan setelah seorang maestro arsitek, Hendrik Petrus Berlage mengkritik konsep tata kota Bandung. Ia menilai konsep Kota Bandung yang 'terlalu Eropa' tidak cocok dengan lingkungan sekitarnya yang Tropis.
Bersama komunitas Bandoeng Vooruit, kemudian dibuatlah konsep taman yang terbuka dan bebas dikunjungi masyarakat. Keberadaan Taman kota diharapkan menjadi tempat rekreasi sekaligus wahana studi tentang tumbuhan-tumbuhan di daerah tropis. [Ardee/IndonesiaKaya]
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/taman-kota-di-bandung-menelusuri-sejarah-panjang-paru-paru-kota-kembang
manfaat dari taman kota
Manfaat-Manfaat Taman Kota Bagi Kita
Dari Forum yahoo answers saya menemukan pertanyaan bagus; mengenai Manfaat taman kota , Biarpun
pertanyaan dan jawaban tersebut sudah 2 thn berlalu, namun masih
relevan. Dan inilah jawabanyanya, Jawaban ini dipilih oleh suara terbanyak
Manfaat taman kota:
1. Penghijauan kota yang umumnya gersang tidak ada tumbuh-tumbuhan2. Untuk rekreasi bagi penduduk kota , jadi tidak usah ke Gunung atau desa yang masih bayak tumbuhannya
3. Untuk menyerap gas karbon dioksida (CO2) yang banyak dihasilkan oleh kendaraan bermotor, mobil, pabrik, pembakaran sampah. Dalam proses fotosintesisi sebagai berikut: CO2 +H2O ———–<C6H12O6 + O2 (dengan bantuan sinar matahari)
4. Pohon-pohonan dalam taman kota,
bisa menyimpan air banyak sekali, tanaman terdiri dari 80 % air dan 20 %
berat bahan yang lain seperti kayu daun, kambium. Sehingga kalau satu
tanaman beratnya 1000 kg (1 ton) maka air yang dikandungnya = 80/100 x
1.000 kg = 800 kg air, yang volumenya = 800 liter.. lha kalau dalam
suatau taman kota ada 100 pohon saja maka air yang bisa disimpan ditaman
kota sebanyak = 800 liter x 100 pohon = 80.000 liter kalau dimuat dalam
truk tanki yang volumenya 5000 L akan tersedia = 80.000/ 5000 = 16
tangki air. Akhir taman kota bisa ikut serta dalam
rangka mencegah terjadinya banjir, karena air tidak akan langsung
terbuang ke sungai /selokan tetapi diserap oleh tumbuhan dalam taman
kota tersebut.
5. Dalam proses foto sinteisi diatas
(nomor 2) juga dihasislkan gas Oksigen yang sangat diperlukan untuk
pernafasan manusia dan hewan. Sehingga udara dikota diharapkan bisa
segar karena banyak Oksigen (O2) yang dihaskan oleh taman kota.
6. Bisa untuk media pembelajaran anak-anak sekolah tentang macam-macam tanaman, jenis tanaman sifat-sifat tanaman, dll
7. Untuk tempat hidup margasatwa
(binatang,seperti burung, kelelawar, dan hewan yang laian yang berfungsi
sebagai peredator dalam kehidupan ini), dan masih banyak lainnya
sumber : http://indonesiafornature.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)